31 Januari 2009

Kenapa Perlu Boikot Produk Pendukung Israel?

Seruan untuk memboikot produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan pendukung Israel sudah lama bergaung. Walau sempat meredup, serangan Israel ke dalam Jalur Gaza telah mengembalikan kelantangan seruan itu melalui beberapa demonstrasi yang dilakukan di berbagai negara.

Tapi apakah langkah-langkah boikot itu perlu dilakukan? Pertanyaan ini kemungkinan akan muncul di benak orang-orang yang baru mengenal proses boikot produk seperti ini. Bahkan sebagian orang mungkin menganggap boikot seperti ini sia-sia atau justru merugikan pihak-pihak lain yang tidak terlibat.

Misalnya kita ingin memboikot produk ABC. Apa yang kita harapkan dari boikot produk ABC? Memboikot produk sering diartikan sebagai cara untuk menghentikan perusahaan produsen produk tersebut. Jadi kemungkinan besar tidak sedikit orang yang akan berpikir bahwa boikot produk ABC bertujuan untuk menjatuhkan perusahaan produsen produk ABC.

Seandainya perusahaan produsen produk ABC jatuh, dampaknya akan dirasakan oleh para karyawan mereka. Dampaknya akan semakin luas bila perusahaan tersebut memiliki lebih banyak karyawan. Apalagi kalau perusahaan tersebut sudah bergerak di tingkat internasional, dampaknya akan dirasakan oleh lebih banyak pihak.

Selain itu dampak juga akan dirasakan oleh mereka yang menyuplai barang atau jasa ke perusahaan produsen produk ABC. Seandainya produk ABC ini adalah produk makanan, dampaknya akan dirasakan oleh mereka yang menyuplai bahan mentahnya.

Kalau kita bicara dampak, saya rasa kita tidak akan berhenti di sini. Tapi kapasitas saya tidak memungkinkan untuk membicarakan dampak ini lebih jauh lagi. Lagipula inti tulisan ini bukan untuk membicarakan dampak dari gerakan boikot karena saya pribadi tidak melihat gerakan boikot sejauh itu.

Gerakan boikot jangan dilihat sebagai gerakan ekstrem yang sepenuhnya dipengaruhi agama atau kebencian terhadap Israel. Kalau memang ada yang melihat dengan cara ini, saya tidak bermaksud menyalahkan. Hanya saja pandangan saya terhadap boikot ini memiliki dasar yang berbeda.

Boikot produk bagi saya berarti tidak membelanjakan uang untuk membeli produk itu. Dengan begitu saya berharap tidak ada sedikit pun uang saya yang diterima oleh perusahaan produsen produk tersebut. Dalam konteks produk pendukung Israel, hal ini berarti saya berharap tidak ada sedikit pun uang saya yang akan digunakan untuk mendukung Israel. Ini berarti saya berharap tidak ada sedikit pun uang saya yang digunakan oleh Israel untuk meneruskan agresinya di Palestina.

Jadi dengan memboikot produk pendukung Israel, saya memperkecil kemungkinan bahwa uang yang saya belanjakan akan digunakan untuk memperkuat agresi Israel di Palestina. Dengan memboikot produk tersebut, saya memperkecil keterlibatan saya dalam gerakan Zionisme Israel.

Di sini mungkin timbul pertanyaan, "memang sebesar apa uang yang saya belanjakan?" Jawabannya tentu tidak besar. Saya bukan orang yang banyak harta dan saya bukan termasuk orang yang royal. Tapi inti dari "memperkecil keterlibatan" di atas bukan pada jumlah. Entah 1 milyar Rupiah atau seribu Rupiah, terlibat berarti terlibat. Gerakan boikot produk pendukung Israel bagi saya adalah memperkecil atau bahkan menutup keterlibatan itu.

Menurut saya, gerakan boikot cukup dilihat dari pandangan seperti saya paparkan di atas. Gerakan boikot produk pendukung Israel jangan langsung dilihat sebagai usaha untuk merugikan perusahaan pendukung Israel. Gerakan boikot ini bukan untuk merugikan berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan tersebut. Gerakan boikot merupakan panggilan moral untuk menghindari keterlibatan seseorang dalam agresi Israel.

Dalam konteks yang lebih luas, gerakan boikot ini justru bermaksud mengingatkan perusahaan pendukung Israel dan pihak-pihak yang terlibat untuk berhenti mendukung Israel. Misalnya terjadi boikot terhadap produk ABC, pihak-pihak terkait diharapkan menyadari keterlibatan mereka dalam agresi Israel. Harapan para pendukung gerakan boikot ini adalah mereka yang sudah terlibat bisa mengurangi atau bahkan menghentikan dukungan mereka.

Terus terang masalah ini termasuk masalah pelik. Hal ini terkait erat dengan ketergantungan seseorang dengan produk yang akan diboikot. Semakin perlu seseorang dengan sebuah produk, semakin sulit bagi orang itu untuk meninggalkannya. Tapi selama ada niat, insya Allah ada jalan. Kita tidak akan pernah sampai ke ujung jalan bila kita tidak pernah mengambil langkah pertama.

--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/file/95598170/ca679124/KenapaPerluBoikotProdukPendukungIsrael.html

21 Januari 2009

Hamas Lebih Parah dari Nazi

Tulisan sebelumnya dalam blog ini mencantumkan sebuah hadits yang saya kutip kembali di bawah ini.

"Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan orang-orang Yahudi. Kaum muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di balik batu dan pohon-pohonan. Lalu batu dan pohon-pohon berkata, "Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakang saya. Mari bunuhlah dia." Kecuali pohon "Gharqad" yang tumbuh di Baitil Maqdis. Itu adalah pohon orang-orang Yahudi." - HR. Ahmad

Ternyata hadits ini diartikan sebagai bentuk kebencian Islam terhadap Yahudi. Hadits ini dianggap membenarkan dan bahkan menganjurkan pembunuhan setiap Yahudi tanpa menyisakan satu orang pun. Dengan cara pandang seperti ini, kita tidak perlu terkejut bila orang mengatakan Hamas lebih parah dari Nazi karena hadits ini menjadi bagian dari dasar perjuangan Hamas.

Tapi kita semua tahu bahwa pemahaman terhadap Islam tidak boleh dilakukan secara parsial. Sungguh tidak bijaksana bagi seseorang untuk memahami sesuatu dalam Islam dari sebuah hadits. Bahkan memahami ayat-ayat Al Quran pun harus dilakukan secara menyeluruh, apalagi untuk memahami hadits.

Saya percaya pergerakan Hamas mengacu kepada Islam dan para pemimpin Hamas adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam. Oleh karena itu, saya sebagai Muslim turut mendukung perjuangan Hamas dalam melawan penjajahan Israel.

Untuk menyikapi hadits di atas, kita bisa melihat beberapa ayat dalam Al Quran yang saya kutip di bawah ini.

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." - Al Quran (Al Baqarah:190)
"Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir." - Al Quran (Al Baqarah:191)
"Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." - Al Quran (Al Baqarah:192)
"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim." - Al Quran (Al Baqarah:193)

Empat ayat yang saya kutip di atas termasuk mudah dicerna oleh orang awam. Inti dari empat ayat tersebut adalah Muslim dilarang melampaui batas dalam berperang. Serang hanya bila diserang. Musuhi hanya bila dimusuhi. Peperangan yang dilakukan harus dalam konteks mempertahankan diri dari kehancuran.

Yang diperangi pun bukan sembarang orang. Yang diperangi hanya orang-orang yang memerangi kita. Yang dimusuhi pun hanya orang-orang yang memusuhi kita (umat Islam). Tidak dibenarkan bagi seorang Muslim untuk memerangi dan memusuhi sembarang orang tanpa alasan.

Bila peperangan itu sudah berlalu maka kita bergegas kembali kepada kebaikan. Kita pun bergegas menyudahi peperangan. Kita pun bergegas menyudahi permusuhan. Berlama-lama dalam peperangan dan permusuhan tentunya bertentangan dengan Islam yang berperan membawa rahmat bagi alam semesta.

Selain itu, pemahaman hadits di atas sebatas pembantaian seluruh kamu Yahudi pun terbilang dangkal. Agama di dunia saat ini bukan Islam dan Yahudi saja. Ke mana perginya agama-agama lain? Mungkin yang dimaksud Islam dan Yahudi dalam hadits di atas adalah kelompok pro-Islam dan kelompok pro-Yahudi. Jadi bukan tidak mungkin ada orang Yahudi yang masuk kelompok pro-Islam.

Lagipula saya tidak pernah menemukan ayat dalam Al Quran maupun hadits yang secara eksplisit membenarkan pembantaian suatu kaum. Kalau kita meyakini akan ada peperangan antara Islam dan Yahudi sebelum akhir zaman, kita pun harus yakin pasti ada alasan yang membenarkan kita memerangi Yahudi sampai ke akar-akarnya.

Perjuangan Hamas dan seluruh rakyat Palestina saat ini adalah untuk memperjuangkan hak mereka yang direbut oleh penjajah Israel. Saya mendukung hal ini dan sebisa mungkin mengajak orang lain, terlepas dari agama mereka, untuk mendukung hal ini. Kalau Hamas melakukan kejahatan seperti yang Israel lakukan terhadap Palestina hingga saat ini, maka saya akan menjadi orang pertama yang akan menggugat Hamas dan menghentikan dukungan saya terhadap perjuangan mereka.

Referensi:
--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/file/95599537/8fda0e3a/HamasLebihParahDariNazi.html

19 Januari 2009

Awal Perdamaian di Gaza?

Mari kita cermati sebuah hadits yang saya kutip di bawah.

"Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan orang-orang Yahudi. Kaum muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di balik batu dan pohon-pohonan. Lalu batu dan pohon-pohon berkata, "Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakang saya. Mari bunuhlah dia." Kecuali pohon "Gharqad" yang tumbuh di Baitil Maqdis. Itu adalah pohon orang-orang Yahudi." - HR. Ahmad

Kutipan di atas bukan bermaksud untuk melancarkan provokasi agar orang Islam menjadikan semua orang Yahudi sebagai musuh. Walaupun fakta saat ini para pendukung Zionisme pantas dimusuhi, hal ini bukan berarti bahwa semua Yahudi pantas dimusuhi.

Kutipan di atas sengaja saya cantumkan untuk melihat kembali fakta mengenai gencatan senjata yang sedang diberlakukan oleh Hamas dan Israel. Apakah gencatan senjata ini akan menjadi awal sebuah proses perdamaian antara Hamas dan Israel? Atau perang justru akan berlanjut sebagai bagian dari tanda-tanda kiamat?

Menurut saya, Israel tidak akan berhenti dalam proses "memerdekakan" dirinya sehingga keberadaan mereka diakui oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Dalam proses tersebut, orang-orang yang tertindas oleh Israel pun tidak akan berhenti berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan mereka.

Israel menganggap diri mereka kuat. Buktinya mereka tidak peduli seruan dari berbagai penjuru dunia saat mereka membumihanguskan Gaza demi mempertahankan diri dari serangan roket rakitan pejuang Hamas. Serangan udara, laut, dan darat dilakukan dengan gencar walaupun banyak rakyat sipil yang menjadi korban.

Proses gencatan senjata pun diwarnai keangkuhan mereka. Mereka mengaku sudah mencapai tujuan mereka, yaitu mencegah serangan roket dari Gaza, padahal beberapa roket berhasil ditembakan tidak berapa lama dari deklarasi gencatan senjata Israel itu.

Walau pada akhirnya Hamas dan sekutunya pun mengumumkan gencatan senjata, hal ini tidak akan merubah fakta bahwa kondisi di Gaza masih rentan. Tentara militer Israel pun belum sepenuhnya mundur dari Gaza. Kondisi di Gaza saat ini ibarat sebuah bom yang masih aktif dan menunggu diledakan.

Tidak mengherankan bila ada banyak orang yang pesimis dengan gencatan senjata antara Hamas dan Israel saat ini; apalagi untuk mencapai perdamaian. Mungkin akan tiba waktunya saat Hamas dan Israel bisa berdamai. Tapi kemungkinan itu sepertinya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

Walaupun begitu, semoga proses genjatan senjata ini bisa dipertahankan dengan baik dan berbagai bantuan kemanusiaan dapat segera mencapai para korban perang di Gaza. Untuk saat ini, isu kemanusiaan di Gaza harus menjadi prioritas utama.

Referensi:
--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: T/A (Tidak Ada)

15 Januari 2009

Lirik untuk Gaza

Cahaya putih yang membutakan
Menerangi langit Gaza malam ini
Orang-orang berlari mencari perlindungan
Tanpa tahu apakah mereka hidup atau mati

Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka
Dengan kobaran api yang merusak
Dan tiada lagi yang tersisa
Hanya teriakan yang menembus asap tebal

Kami tidak akan kalah
Malam ini, tanpa perlawanan
Kau boleh bakar masjid kami dan rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tak akan pernah mati
Kami tidak akan kalah
Di Gaza malam ini

Wanita dan anak-anak
Dibunuh dan dibantai malam demi malam
Sementara para pemimpin dunia di sana
Memperdebatkan siapa yang salah atau benar

Tapi kata-kata lemah mereka tak punya arti
Sementara bom terus menghujani ibarat hujan asam
Tapi dengan air mata dan darah dan rasa sakit
Kau masih bisa mendengar teriakan di antara asap tebal itu

KAMI TIDAK AKAN KALAH
Malam ini, tanpa perlawanan
Kau boleh bakar masjid kami dan rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tak akan pernah mati
KAMI TIDAK AKAN KALAH
Di Gaza malam ini

Diterjemahkan oleh Amir dari WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza) oleh Michael Heart.

Lagu asli dapat diakses dan diunduh dari http://www.michaelheart.com/Song_for_Gaza.html.

--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: T/A (Tidak Ada)

10 Januari 2009

Solusi untuk Gaza?

Kabarnya sampai saat ini korban jiwa di Gaza sudah mencapai angka 800. Sementara korban luka-luka sudah menembus angka 3000. Di pihak Israel sedikitnya 13 orang sudah menjadi korban. Walaupun begitu Israel tidak terlihat punya niat untuk segera menghentikan serangan ke Gaza.

Penyampaian bantuan kemanusiaan, yang sering dipersulit kondisi medan dan sikap Israel, memang dapat membantu korban perang di Gaza. Tapi itu semua pada dasarnya tidak memiliki peran signifikan karena korban terus bertambah. Setiap bantuan yang dikirimkan untuk membantu korban perang di Gaza akan kehilangan nilainya kalau perang di Gaza tidak berhenti.

Resolusi yang ditawarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dianggap tidak dapat diterapkan untuk menyelesaikan konflik di Jalur Gaza. Roket-roket masih diluncurkan ke wilayah Israel. Bombardir masih diarahkan kewilayah Palestina. Kedua pihak yang berperang kesulitan menemukan titik temu untuk mencapai kesepakatan.

Sampai saat ini tidak terlihat tanda-tanda akan ada gerakan dari pasukan perdamaian di bawah komando PBB. Amerika Serikat (AS) masih berpegang teguh pada prinsipnya untuk membela hak negara Israel dalam menjaga keamanan negaranya dari serangan roket pihak Hamas. Sepertinya alasan ini juga yang membuat proses pembuatan resolusi di PBB menjadi lambat.

Pada akhirnya mungkin kita akan berpikir, kalau kesepakatan damai tidak dapat tercapai, pilihan apa yang tersisa untuk menghentikan perang di Gaza? Apakah mungkin konflik di Gaza hanya dapat diselesaikan dengan kekalahan di salah satu pihak yang berseteru? Mungkinkah kontak senjata antara pasukan Hamas dan pasukan Israel hanya dapat dihentikan dengan kekalahan di salah satu pihak?

Referensi:
--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: T/A (Tidak Ada)

03 Januari 2009

Dunia untuk Palestina

Konflik Palestina-Israel harus dibawa ke konteks yang lebih luas dan tidak berhenti pada konteks agama. Konflik ini bukan sekedar masalah perseteruan antara Islam dan Yahudi. Konflik ini menyentuh isu kemanusiaan yang memperlihatkan adanya pelanggaran hak-hak rakyat sipil Palestina oleh pasukan militer Israel.

Tidak perlu menjadi seorang Muslim untuk menyadari bahwa orang-orang Palestina membutuhkan bantuan. Tidak perlu menjadi seorang Muslim untuk menyadari bahwa Israel sedang melakukan sebuah kesalahan. Dengan moral dan hati yang bersih, kita bisa melihat bahwa rakyat sipil Palestina telah menjadi korban kebrutalan pasukan militer Israel.

Sebuah artikel di Republika Online memberitakan beberapa selebriti Inggris seru Israel hentikan pembunuhan. Tiga selebriti yang disebutkan dalam artikel tersebut menyatakan sikap tidak setuju terhadap agresi militer Israel tanpa membawa embel-embel Islam atau Yahudi.

Coba kita bayangkan kalau apa yang terjadi di Palestina juga terjadi di tempat tinggal kita. Apakah kita akan tinggal diam bila tempat tinggal kita dijajah? Apakah kita akan tinggal diam bila tempat tinggal kita dihujani bom? Apakah kita akan tersenyum saat melihat keluarga kita tewas akibat ledakan bom? Apakah kita akan tertawa saat kita terluka akibat ledakan bom?

Ada banyak pertanyaan yang dapat kita tanyakan kepada diri kita sendiri untuk menimbulkan rasa empati kepada nasib rakyat sipil Palestina. Jangan sampai mata kita dibutakan oleh konteks Islam-Yahudi sehingga kita gagal melihat masalah yang sebenarnya terjadi.

Mari kita membantu rakyat sipil Palestina. Mereka butuh bantuan untuk merawat luka-luka, mengurus kematian, dan bertahan hidup. Mereka butuh makanan, minuman, obat-obatan, dan tempat tinggal. Mereka adalah korban perang.

Ada banyak lembaga yang dapat membantu menyampaikan bantuan kita ke rakyat sipil Palestina. Komite Nasional untuk Rakyat Palestina menerima donasi untuk Palestina. MER-C memiliki rekening khusus untuk donasi ke Palestina. Blog Save Palestine membeberkan beberapa lembaga yang siap menerima bantuan uang untuk disalurkan ke Palestina.

Masih banyak cara lain untuk membantu rakyat sipil Palestina. Turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi damai menyuarakan kecaman terhadap agresi militer Israel. Memberikan komentar logis dan tidak emosional dalam bentuk apa pun mengenai kejahatan perang yang dilakukan Israel. Mengajak pihak lain untuk membantu rakyat sipil Palestina. Kalau memang tidak ada yang bisa kita lakukan, mari kita berdoa agar segera terbentuk perdamaian di wilayah Palestina dan Israel.

Referensi:
--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: T/A (Tidak Ada)