20 April 2010

Hidup Dalam Kerangka Manfaat

Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat. Prinsip ini tercantum dalam hadits Rasulullah Muhammad SAW, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain,” yang diriwayatkan oleh Bukhari. Prinsip hidup ini merupakan prinsip dasar yang perlu kita terapkan dalam hidup kita untuk mencapai kemuliaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Dengan hidup bermanfaat, kemuliaan akan dengan mudah dicapai. Selain ditegaskan oleh Rasulullah melalui hadits di atas, hal ini pun dapat dilihat secara jelas dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang memberi sudah jelas lebih mulia dibandingkan orang yang menerima. Apalagi kalau yang diberikan itu adalah manfaat, maka derajat kemuliaan yang didapatkan tentu akan lebih tinggi.

Dengan memberikan manfaat, hidup pun tidak akan menjadi sia-sia. Seseorang yang mengisi hidupnya dengan memberikan manfaat sama saja dengan memberikan nilai pada diri dan hidupnya. Untuk setiap manfaat yang diberikan kepada orang lain akan mendatangkan sejumlah nilai pada diri dan hidup seseorang. Semakin banyak manfaat yang diberikan, semakin bernilai diri dan hidup seseorang. Nilai pada diri dan hidup seseorang itu akan datang terlepas kepada siapa atau ke mana manfaat yang diberikan. Oleh karena itu, hidup orang yang senantiasa memberikan manfaat itu tidak akan sia-sia.

Dengan memiliki hidup yang bernilai, mencapai kebahagiaan akan menjadi lebih mudah. Seseorang akan lebih mudah puas dengan hidupnya walau banyak tujuan hidupnya yang tidak tercapai. Walau tujuan hidup tidak tercapai, seseorang akan lebih mudah menerima kegagalannya. Hal ini disebabkan kegagalan itu jauh dari kesia-siaan karena dalam prosesnya, orang itu senantiasa menjadikan hidupnya bernilai dengan memberikan manfaat.

Jaminan kebahagiaan di akhirat juga akan lebih mudah tercapai karena dengan memberikan manfaat sama saja dengan mengumpulkan amal kebaikan untuk diri sendiri. Selain memberi nilai bagi kehidupan di dunia, memberikan manfaat kepada orang lain juga menambah berat timbangan kebaikan. Kebaikan yang diberikan kepada orang lain lewat manfaat itu pada akhirnya akan membawa kebaikan bagi diri orang yang memberikan manfaat.

Sayangnya banyak orang yang lupa akan hal ini dan memilih hidup mengejar tujuan-tujuan yang fana. Bola kehidupannya digulirkan ke arah tujuan-tujuan tersebut. Kadang tujuan hidupnya tercapai, kadang meleset. Keberhasilan bernilai sebatas pencapaian tujuan tanpa terlalu melihat prosesnya. Kegagalan menjadi sesuatu yang sangat menyakitkan karena proses yang dilalui untuk menggapai tujuan itu dianggap sia-sia. Kebahagiaan di dunia menjadi lebih sulit dicapai. Jaminan kebahagiaan di akhirat pun bergerak menjauh dari harapan.

Manusia memang punya kecenderungan untuk memikirkan dirinya sendiri. Semakin besar kecenderungan ini, semakin rendah tingkat kepedulian terhadap lingkungan dan orang lain di sekitarnya. Rendahnya tingkat kepedulian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap besarnya manfaat yang akan diberikan oleh seseorang. Orang dengan kecenderungan mementingkan diri sendiri yang tinggi tidak akan rela menghabiskan waktunya demi orang lain.

Padahal kalau kita kembalikan kepada prinsip memberikan manfaat di atas, semakin banyak manfaat yang kita berikan berarti semakin banyak nilai dan amal kebaikan yang kita kumpulkan. Pada dasarnya menjadi orang yang senantiasa memberikan manfaat sama saja dengan orang yang mengumpulkan banyak nilai dan kebaikan untuk dirinya sendiri. Kalau dilihat dari perspektif ini, orang yang memberikan manfaat pun mementingkan dirinya sendiri. Hanya saja cara mementingkan diri sendirinya berbeda dengan orang yang tidak mau peduli dengan sekitarnya.

Menjadi manfaat sebagai tujuan hidup adalah cara mudah untuk menemukan nilai yang paling jitu karena manfaat sekecil apa pun pasti akan membawa reaksi baik pada hidup kita. Reaksi baik yang dimaksud tentunya tidak berhenti pada kehidupan yang fana ini, tapi juga terus berlanjut hingga mencapai kehidupan yang abadi di akhirat kelak.

--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/document/I2wGDnxt/HidupDalamKerangkaManfaat.html

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.