06 Juni 2010

Akankah Palestina Merdeka?

Apakah rakyat Palestina layak mendapatkan kemerdekaan? Ya. Kenapa rakyat Palestina layak mendapatkan kemerdekaan? Karena kemerdekaan adalah hak asasi setiap manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa memandang ras, agama, atau embel-embel lainnya. Kapan Palestina akan merdeka? Bagaimana Palestina akan merdeka? Dua pertanyaan terakhir tentunya sangat sulit untuk dijawab.

Sampai tulisan ini saya buat, penjajahan yang dilakukan bangsa Israel terhadap bangsa Palestina masih belum berhenti. Bagi sebagian orang, bentuk penjajahan yang dilakukan Israel mungkin tidak selalu dapat dilihat secara kasat mata. Saat terjadi agresi militer oleh Israel terhadap Palestina, saat terjadi insiden berdarah yang mengorbankan rakyat Palestina, saat itulah penjajahan yang dilakukan Israel dapat dengan mudah dicerna.

Akan tetapi, bentuk penjajahan yang frontal seperti itu hanya dilakukan sesekali waktu. Kita perlu melihat dengan mata yang lebih jeli untuk menyadari adanya penjajahan yang bersifat berkesinambungan di negara Palestina. Saat ini Palestina memang sudah memiliki presiden, sudah menyelenggarakan pemilihan umum, dan sudah diakui batas-batas negaranya oleh dunia internasional. Namun semua itu bukan berarti bahwa kemerdekaan sudah terwujud di negara Palestina.

Menjadi merdeka berarti menjadi orang yang memiliki kebebasan untuk hidup dan berkembang. Rakyat Palestina dapat dikatakan tidak memiliki kebebasan seperti ini. Sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup dan berkembang sangat sulit didapat. Bantuan kemanusiaan yang datang dari negara lain diblokade oleh Israel. Negara Mesir (negara tetangga yang bersebelahan dengan Jalur Gaza) memiliki kebijakan senada dengan Israel. Apakah dengan kondisi seperti ini Palestina dapat disebut merdeka?

Israel menjaga sedemikian rupa agar Palestina tidak dapat berkembang. Rakyat Palestina dibiarkan hidup apa adanya dan melakukan berbagai upaya untuk mencegah datangnya bantuan dari luar negeri ke dalam Palestina. Rakyat Palestina dapat diibaratkan sebagai budak-budak dari negara Israel yang tidak memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun kecuali atas ijin majikannya.

Kadang sulit bagi kita untuk memberikan simpati kepada rakyat Palestina. Apalagi negeri kita sendiri dapat dikatakan masih semrawut. Masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan dan diperlakukan secara tidak adil. Bagaimana mau memikirkan kondisi orang lain kalau kondisi kita sendiri masih memprihatinkan, begitu pikir kita. Walaupun begitu, saya yakin masih banyak rakyat Indonesia yang hidup berkecukupan serta mampu membagi pikiran (dan hartanya) untuk Indonesia dan juga Palestina.

Ada cara mudah untuk membuka hati kepada Palestina. Seandainya negara yang dijanjikan kepada bangsa Israel (yang dipercaya sebagai pemberian dari Tuhan mereka) adalah Indonesia, saya yakin rakyat Indonesia dapat membayangkan pedihnya penjajahan yang akan dilakukan Israel. Bangunan-bangunan hancur, orang-orang terbunuh, anak-anak kehilangan orang tuanya, dan masih banyak lagi kepedihan yang ditimbulkan akibat penjajahan. Mudah untuk dibayangkan bukan? Rakyat Indonesia yang pernah hidup dalam masa pendudukan Belanda dan Jepang akan lebih mudah lagi membayangkan pedihnya penjajahan.

Rakyat Palestina tentunya membutuhkan simpati kita, tapi yang benar-benar dibutuhkan mereka adalah bentuk nyata dari simpati kita. Protes dalam bentuk apa pun terhadap kekejaman Israel, donasi uang atau dalam bentuk lain, atau kesediaan untuk menjadi relawan adalah contoh bentuk nyata simpati kita. Mereka berusaha dengan segenap usaha mereka untuk memperbaiki diri, tumbuh, menjadi kuat, dan pada akhirnya menjadi mandiri. Untuk saat ini, mereka sangat membutuhkan bantuan kita untuk melakukan itu.

Simpati dapat kita wujudkan dalam berbagai bentuk. Kita dapat ikut melakukan boikot terhadap produk-produk dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel. Kita dapat menyisihkan penghasilan kita untuk disumbangkan ke Palestina lewat lembaga kemanusiaan yang kredibel. Kita dapat menyuarakan protes kita terhadap Israel lewat berbagai media. Ada banyak cara untuk mewujudkan simpati kita kepada rakyat Palestina. Dengan bantuan yang berkesinambungan, mungkin Palestina bisa benar-benar merdeka.

--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/document/zAWcUglN/AkankahPalestinaMerdeka.html

3 komentar:

  1. http://www.detiknews.com/read/2010/09/03/031121/1434041/10/israel-palestina-sepakat-lanjutkan-perundingan-damai?n991101605

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas tambahan informasinya. Hanya saja saya termasuk orang yang pesimis dengan perundingan damai seperti itu. Bukan karena saya tidak mendukung perundingan damai. Bukan juga karena saya mendukung cara-cara kekerasan. Hanya saja bentuk kongkrit dari perundingan damai itu sangat minim. Seolah-olah perundingan damai itu terjadi tanpa ada keinginan untuk berdamai di antara kedua belah pihak.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.