21 Januari 2009

Hamas Lebih Parah dari Nazi

Tulisan sebelumnya dalam blog ini mencantumkan sebuah hadits yang saya kutip kembali di bawah ini.

"Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan orang-orang Yahudi. Kaum muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di balik batu dan pohon-pohonan. Lalu batu dan pohon-pohon berkata, "Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakang saya. Mari bunuhlah dia." Kecuali pohon "Gharqad" yang tumbuh di Baitil Maqdis. Itu adalah pohon orang-orang Yahudi." - HR. Ahmad

Ternyata hadits ini diartikan sebagai bentuk kebencian Islam terhadap Yahudi. Hadits ini dianggap membenarkan dan bahkan menganjurkan pembunuhan setiap Yahudi tanpa menyisakan satu orang pun. Dengan cara pandang seperti ini, kita tidak perlu terkejut bila orang mengatakan Hamas lebih parah dari Nazi karena hadits ini menjadi bagian dari dasar perjuangan Hamas.

Tapi kita semua tahu bahwa pemahaman terhadap Islam tidak boleh dilakukan secara parsial. Sungguh tidak bijaksana bagi seseorang untuk memahami sesuatu dalam Islam dari sebuah hadits. Bahkan memahami ayat-ayat Al Quran pun harus dilakukan secara menyeluruh, apalagi untuk memahami hadits.

Saya percaya pergerakan Hamas mengacu kepada Islam dan para pemimpin Hamas adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam. Oleh karena itu, saya sebagai Muslim turut mendukung perjuangan Hamas dalam melawan penjajahan Israel.

Untuk menyikapi hadits di atas, kita bisa melihat beberapa ayat dalam Al Quran yang saya kutip di bawah ini.

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." - Al Quran (Al Baqarah:190)
"Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir." - Al Quran (Al Baqarah:191)
"Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." - Al Quran (Al Baqarah:192)
"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim." - Al Quran (Al Baqarah:193)

Empat ayat yang saya kutip di atas termasuk mudah dicerna oleh orang awam. Inti dari empat ayat tersebut adalah Muslim dilarang melampaui batas dalam berperang. Serang hanya bila diserang. Musuhi hanya bila dimusuhi. Peperangan yang dilakukan harus dalam konteks mempertahankan diri dari kehancuran.

Yang diperangi pun bukan sembarang orang. Yang diperangi hanya orang-orang yang memerangi kita. Yang dimusuhi pun hanya orang-orang yang memusuhi kita (umat Islam). Tidak dibenarkan bagi seorang Muslim untuk memerangi dan memusuhi sembarang orang tanpa alasan.

Bila peperangan itu sudah berlalu maka kita bergegas kembali kepada kebaikan. Kita pun bergegas menyudahi peperangan. Kita pun bergegas menyudahi permusuhan. Berlama-lama dalam peperangan dan permusuhan tentunya bertentangan dengan Islam yang berperan membawa rahmat bagi alam semesta.

Selain itu, pemahaman hadits di atas sebatas pembantaian seluruh kamu Yahudi pun terbilang dangkal. Agama di dunia saat ini bukan Islam dan Yahudi saja. Ke mana perginya agama-agama lain? Mungkin yang dimaksud Islam dan Yahudi dalam hadits di atas adalah kelompok pro-Islam dan kelompok pro-Yahudi. Jadi bukan tidak mungkin ada orang Yahudi yang masuk kelompok pro-Islam.

Lagipula saya tidak pernah menemukan ayat dalam Al Quran maupun hadits yang secara eksplisit membenarkan pembantaian suatu kaum. Kalau kita meyakini akan ada peperangan antara Islam dan Yahudi sebelum akhir zaman, kita pun harus yakin pasti ada alasan yang membenarkan kita memerangi Yahudi sampai ke akar-akarnya.

Perjuangan Hamas dan seluruh rakyat Palestina saat ini adalah untuk memperjuangkan hak mereka yang direbut oleh penjajah Israel. Saya mendukung hal ini dan sebisa mungkin mengajak orang lain, terlepas dari agama mereka, untuk mendukung hal ini. Kalau Hamas melakukan kejahatan seperti yang Israel lakukan terhadap Palestina hingga saat ini, maka saya akan menjadi orang pertama yang akan menggugat Hamas dan menghentikan dukungan saya terhadap perjuangan mereka.

Referensi:
--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/file/95599537/8fda0e3a/HamasLebihParahDariNazi.html

4 komentar:

  1. pertamax :D
    setuju gan :)

    BalasHapus
  2. "Pertamax" euy. Kaskuser kah? Terima kasih atas komentarnya.

    Ada yang tidak setuju?

    BalasHapus
  3. hm... kok bilang mudah dipahami? kalo mudah, pasti tidak akan ada versi2 beda pendapat. justru ayat2 itu susah dipahami karena isinya tidak konsisten. yang satu bilang jangan lewat batas, yang lain bilang bunuh kalau ketemu. ada yang ofensif, ada yang defensif.. kalau mau mengumpulkan masa penuh kebencian, tinggal pakai ayat ofensif.. kalau mau mengumpulkan masa cinta damai, gunakan ayat defensif.. sederhana? sangat jauh dari itu kawan..

    BalasHapus
  4. Susah atau tidaknya memahami sesuatu sebenarnya relatif karena semua itu kembali kepada mereka yang berusaha memahami. Sama halnya dengan saya dan Anda. Apa yang saya anggap mudah bisa jadi dianggap susah oleh Anda. Begitu juga sebaliknya. Kalau menurut Anda tulisan di atas malah memudahkan yang susah, saya hormati pendapat Anda. Tapi bukan berarti saya menerima pendapat Anda.

    Faktanya Islam saat ini memang warna-warni. Warna-warni itu datang dari perbedaan pemahaman dan ini, sekali lagi, bersifat relatif. Tugas kita sebagai pelajar adalah menyaring agar kesalahan manusiawi itu untuk memberi warna pada hakikat.

    Salah satu kesalahan manusiawi itu adalah pemahaman parsial. Hadits diinterpretasikan langsung dari isinya tanpa melihat konteks. Al Quran diterima langsung dari terjemahan harfiahnya tanpa melihat lebih jauh. Ajaran-ajaran Islam tidak lagi dipertanyakan dan dipelajari asal-usulnya. Pemahaman parsial ini yang membuat proses memahami Islam menjadi sulit.

    Contohnya pemahaman parsial yang mengakibatkan ayat-ayat perang ditelan bulat-bulat tanpa melihat nilai-nilai kebaikan yang ada dalam Islam telah membuat Islam menjadi identik dengan teror dan kekerasan.

    Contoh lain adalah pemahaman parsial terhadap sunnah Rasulullah menjadikan Islam identik dengan penghuni masjid yang berjanggut panjang tidak terawat dan berpakaian lusuh. Ke mana perginya kebersihan dan keindahan?

    Kesalahan manusiawi ini dapat diperkecil dengan melakukan pembelajaran secara menyeluruh. Dengan pemahaman yang menyeluruh maka segala yang tidak konsisten akan runtuh.

    Tulisan di atas merupakan usaha saya untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh mengenai sikap seorang Muslim terhadap Yahudi atau Israel. Saya justru tidak mengerti bagian yang Anda maksud ofensif dan defensif. Apakah itu yang Anda tangkap dari tulisan saya? Kalau memang iya, tolong sebutkan bagian mana. Saya akan berusaha sebaik mungkin memberikan klarifikasi.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.