01 September 2008

Apa itu Islam?

Saya yakin ada lebih dari satu jawaban untuk pertanyaan tersebut. Apalagi setelah tragedi pembajakan beberapa buah pesawat pada tanggal 11 September 2001. Peristiwa itu berujung dengan tabrakan besar pada gedung World Trade Center dan The Pentagon di Amerika Serikat. Sejak peristiwa itu Islam tidak lagi dipandang sebagai sekedar agama. Islam dipandang sebagai doktrin yang mengajarkan kekerasan. Beberapa opini yang terlontar bahkan menyetarakan Islam dengan propaganda Nazi.

Ternyata dunia ini begitu mudah dipengaruhi. Saya akui skenarionya menakjubkan walau mengorbankan banyak nyawa dan merugikan banyak pihak. Ribuan orang mati di tanah Paman Sam pada peristiwa 11 September tersebut. Negara Adidaya tersebut pun menuding salah satu pemeluk Islam sebagai pelakunya. Berbagai media menyuarakan aspirasi tersebut. Akibat nila setitik, rusak susu sebelangga. Islam pun berubah menjadi agama yang kelam.

Kemarahan dunia telah merusak nama baik Islam. Dan semua itu diakibatkan oleh segelintir orang yang diklaim melakukan aksi teroris atas nama Islam. Banyak dari mereka yang marah sepertinya tidak lagi berkenan untuk melihat lebih jauh tentang Islam. Persepsi mereka terhadap Islam akhirnya dibatasi oleh opini umum dan propaganda media.

Salah satu dari berbagai hal yang saya pelajari dari Islam adalah pengendalian diri. Saya belajar untuk senantiasa bersikap jujur, menjaga amarah, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (bukan hanya dengan sesama Muslim), menahan diri dari melakukan kekerasan, menghargai nyawa manusia, dan berbagai hal lain melalui Islam. Saya tidak pernah melihat Islam sebagai pedoman untuk membunuh manusia yang bukan Muslim. Saya bahkan tidak pernah melihat Islam sebagai ajaran yang mendahulukan kekerasan.

Seiring saya mengenal Islam lebih dalam, saya memang sempat menemukan beberapa ajakan untuk bersikap tegas. Tegas di sini tentunya berbeda dengan keras. Dan sepertinya ajakan untuk bersikap tegas adalah saat Muslim sedang diolok-olok atau dipermainkan. Saat Muslim diserang, saat itu Muslim bertahan atau bahkan balas menyerang. Tapi saya tidak pernah menemukan anjuran untuk membantai orang-orang yang bukan Muslim atau memimpin dengan kekerasan.

Islam sering terlihat brutal karena perilaku orang-orang Muslim itu sendiri. Tapi Islam itu tidak brutal. Orang-orang Muslim bersifat brutal bukan karena mereka memeluk agama Islam. Mereka bersifat brutal karena memang manusia punya sifat dasar untuk bersikap kasar sementara mereka tidak bisa menjadikan Islam sebagai benteng untuk menahan dorongan emosi. Sungguh mengecewakan saat Islam hanya dilihat dari perilaku orang-orang Muslim semata.

Saya sendiri melihat Islam sebagai pedoman hidup. Bagi diri saya Islam bukan sekedar agama yang hanya mengajak saya untuk melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan naik haji jika saya mampu. Bagi diri saya Islam merupakan panduan yang senantiasa saya gunakan dalam menjalani hidup saya sejak bangun pagi sampai tidur malam.

Sampai titik ini, saya tidak merasa diri saya adalah seorang teroris. Hidup saya pun senantiasa fleksibel. Saya tidak merasa diri saya adalah seorang fundamentalis. Islam memang tegas. Tapi ketegasan itu ada tempatnya. Di luar itu yang ditawarkan oleh Islam adalah kemudahan.

Islam adalah pedoman hidup yang baik. Muslim yang tidak memiliki sifat dan sikap yang baik mungkin belum mampu memahami Islam dengan baik sehingga tidak mampu menjadikan Islam sebagai pembawa rahmat bagi hidupnya.

--
Amir Syafrudin

Versi PDF tulisan ini: http://www.4shared.com/file/95612440/3ed8d907/ApaItuIslam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.